Obama, kemudian?

Saya tidak akan mengomentari apakah layak obama datang atau seharusnya tidak perlu datang, bagi saya selama dalam konteks tidak ada kebijakan diplomatis yang kontra dengan hal tersebut, rasanya tidak perlu disikapi berlebihan.

Secara keseluruhan pidato yang diberikan oleh Obama mempesona, kecuali yang berkaitan dengan Timur Tengah dan Terorisme, dan dari pengamatan saya, memang banyak yang terdiam terhenyak ketika Obama berbicara hal tersebut, tidak ada tepuk tangan, dan tidak ada keriuhan.

Dalam pembicaraan Obama ada prioritas yang ingin dia sampaikan kepada publik, bukan kepada pemerintah Indonesia, hal ini dapat diamati ketika Obama lebih memilih untuk memberikan official speach di depan publik Indonesia, di balairung Universitas Indonesia ketimbang berbicara di Istana Negara, walaupun Obama berbicara juga pada akhirnya di Istana Negara, dia juga menyampaikan bahwa dia tidak akan berbicara banyak, karena dia akan menyampaikan hal tersebut esok hari.

Obama menyampaikan tentang satu fakta dan satu hipotesis, faktanya adalah Indonesia adalah pasar bagi produk amerika, dan hipotesisnya adalah Amerika juga adalah pasar bagi Indonesia, untuk yang pertama, rasanya tidak perlu diperdebatkan, untuk yang kedua, hal ini masih hipotesis atau bisa jadi hanya untuk membuat senang pendengar. Yang kemudian harus ditekankan adalah, kita, Indonesia adalah pemilik pasar, dengan aturan yang kita buat, dan menjadi kebijakan kita untuk mengelola pasar tersebut, dan Amerika adalah salah satu pelaku dalam pasar tersebut. Hal ini yang kemudian yang menjadi bias, sesuatu yang sudah biasa terjadi dalam pemerintahan Indonesia.

Leave a Reply