Ketika macet bukan lagi fenomena, tapi masalah!!

Suatu hari seseorang harus mengatakan cukup untuk kemacetan, cukup juga euforia berteriak-teriak tentang kemacetan, fenomena ini bukan lagi sebuah fenomena, bukan lagi sebuah kebetulan disaat kendaraan menikung di lampu merah.

ini adalah masalah!!

Dan masalah harus diselesaikan, bukan dipolitisasi, diproyekkin, dijadikan isu, lebih parah lagi dijadiin alasan untuk mengambil keuntungan.

Walaupun ini sepihak, tapi gw mulai ngerasa anak-anak muda terlalu cepat untuk membawa kendaraan, kita nggak bicara motor, tapi aneh aja, emangnya seharian mau keluyuran, mau ke mall? secara nggak langsung kita nggak mempersepsikan bahwa rumah adalah tempat yang nyaman.

Ok, kalau orang bilang Jakarta macet karena orang pergi dan pulang ngantor, trus kenapa juga macet di waktu-waktu orang kerja, apa orang sering bolos ngantor? bisa aja seh, hehehe

Balik lagi ke macet, yup… yup… eh, apalagi ya… hahaha (tiba-tiba blank…)

Macet bukan lagi fenomena, tapi masalah, bisa nggak yang berkepentingan atau lebih tepatnya yang berwenang beranggapan ini musibah kayak tsunami, jadi diselesaikan atau dicari solusinya “dalam tempo yang sesingkat-singkatnya“.

Kota edan, ngusung “global warming”, tapi cuma jadi semboyan, makan dah tuh… 🙂

Leave a Reply