Cell Management pada Sistem Pelayanan Publik

Cicoil_IAC_Cell_7_crop
Cell Manufacturing

Sebelum beranjak pada “cell management” maka kita perlu definisikan kembali mengenai pelayanan publik, untuk tidak mengulang ulasan yang sama maka saya cantumkan pranala tentang tulisan saya yang sebelumnya Systemic Chaos (2), dimana saya mencoba mengkritisi tentang sistem pelayanan publik.

Beranjak ke “cell management”, apa yang dimaksud oleh istilah tersebut?

Cell Management

Berangkat pada istilah “celular manufacturing” sebagai salah satu attribut pada Lean Manufacturing yang berfokus pada effisiensi rantai pasokan (supply chain efficiency). Cellular Manufacturing adalah sebuah metode pada pendesainan (tata letak) meja kerja (mesin, assembly line, dsb) yang berkembang seiring dengan perkembangan “group technology”.

Istilah “cell manufacturing” kita pinjam untuk kita sisipkan pada “cell management” dikarenakan kita tidak berbicara mengenai proses manufaktur tetapi proses management. Pada konsep “cell management” lingkup kerja dibatasi oleh tipikal pekerjaan, dan hasil atau benda yang diproses dalam pekerjaan tersebut, hal ini berbeda dengan “division of labour (taylor)” yang menggarisbawahi pekerjaan pada divisi-divisi yang diamanahi tugas spesifik, pada konsep “cell management” divisi-divisi tersebut digantikan oleh divisi-divisi otonom yang tidak bergantung pada divisi lainnya pada tahap penyelesaian pekerjaannya, metode cell ini juga kerap dikenal dengan “management based on products”, manajemen berdasarkan hasil atau produk.

Ruang Lingkup Pelayanan Publik

Pada ruang lingkup pelayanan publik dasar penggunaan metode ini sebenarnya sudah diaplikasikan, sadar atau tidak sadar, seperti kantor pelayanan pajak, kantor imigrasi, dsb yang memiliki unit pelayanan-unit pelayanan terpisah, seperti unit pelayanan pendaftaraan NPWP, unit pelayanan paspor, unit pelayanan visa, dsb.

Akan tetapi pola manajemen tersebut baru teraplikasi pada differensiasi kerja, belum pada pengeffisienan proses, dimana dalam hal ini adalah tata letak meja kerja, dimana “process line” jalur proses harus dipersingkat dengan memperpendek jarak untuk melakukan pemprosesan, semisal dibelakang meja pendaftaran langsung dihadapkan dengan petugas pemproses pendaftaraan, kemudian langsung pula dihadapkan dengan petugas yang bertugas melegalkan, dsb.

Bila hal tersebut dapat dilakukan, maka secara kalkulasi kasar waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu proses untuk pembuatan passport misalnya dapat direduksi sepersekian persen dari waktu yang normal.

Hambatan

Seringkali persoalan kecil yang kerap menjadi hambatan besar dalam pengaplikasian metode atau perubahan dari satu metode ke metode lainnya adalah “budaya kerja”, dimana dalam hal ini termasuk didalamnya adalah birokrasi, posisi jabatan, dan sebagainya. Sehingga perlu dicari solusinya, seperti pemberian batas seperti panel, karena budaya kerja ini menyangkut persoalan emosional maka perlu juga dicarikan cara untuk merekayasa emosional tanpa menghambat proses kerja atau in-effisiensi dalam proses.

Also publish in THE LEGACY
http://ilc.insancendekia.org/04-2010/627/cell-management-pada-sistem-pelayanan-publik/

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.